Rabu, 16 November 2016

PENGANGGURAN

NAMA: SEPTIA NINGRUM
NPM : 26216922
KELAS : 1EB04
PENGANGGURAN.
 Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen .

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita

Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan
Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.

CARA MENANGANI PENGANGGURAN

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
    Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
    Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
    Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

4. Pertumbuhan Ekonomi
    Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
    Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta
     Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.

CONTOH PENGANGGURAN YANG ADA DISEKITAR.

Pengangguran Musiman.
   Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya : seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian atau pedangang buah rambutan.


            





PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN


NAMA: SEPTIA NINGRUM
NPM: 26216922
KELAS: 1EB04



PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR)
YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN


   Sebelum kita membahas tentang program corporate social responsibility( CSR) yang diterapkan oleh suautu  perusahaan kita bahas pengertian CSR, manfaat csr bagi masyarakat maupun bagi perusahaan, dan contoh perusaahan yang menerapkan program csr.
1.PENGERTIAN CSR,
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan.

Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena :
1.    Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat setempat.
2.    Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang.
3.    Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.

Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu:
1. Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.
2. Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.
3. Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik.
4. Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik
5. Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.

Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat:
1.Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian
lingkungan.
2. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.
3. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
4. Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.


 2. CONTOH PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CSR
    

PT.Glostar Indonesia

   Sebagai pemimpin dalam industri sepatu, PT.Glostar Indonesia mengakui memiliki kewajiban untuk menerapkan kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan yang baik, dan terus meningkatkan nilai-nilai sosial di antara para pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan masyarakat. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Contoh tanggung jawab yang dilakukan, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut.

3.Berikut ini adalah program–program csr PT.Glostar Indonesia:
1.Kesehatan Pekerja 
PT.Glostar Indonesia menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk mengurus pekerjanya, dan membuat setiap usaha untuk menyediakan langkah-langkah kesejahteraan pekerja. Tindakan tersebut tidak hanya mencakup kesejahteraan dasar, tunjangan kesehatan dan asuransi, tetapi juga aspek spiritual. Grup menawarkan jenis program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan memegang berbagai kontes dan kegiatan rekreasi sering untuk memperkaya kehidupan mereka. 
Berdasarkan "orang-berorientasi" filosofi, Grup berkomitmen untuk membuat lingkungan kerja ramah dan bekerja sama dengan pelanggan bermerek mengikuti kode etik mengenai hak-hak pekerja, seperti "tidak ada kerja paksa", "tidak ada pekerja anak", "ada diskriminasi "," tidak menganiaya "," kesehatan dan keselamatan "," kebebasan berserikat ", yang dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan efisiensi operasi. 

2.Perlindungan lingkungan 
Sesuai dengan persyaratan tertentu industri dan berdasarkan penilaian subjektif, Grup telah menyiapkan empat kriteria untuk mengevaluasi keselamatan lingkungan kerja, termasuk "relatif baik dan membahayakan", "kelayakan teknis", "analisis keuangan" dan "kebijakan perusahaan" . Di antara semua pertimbangan lingkungan, Grup yakin bahwa penanganan limbah padat, pencegahan pencemaran air dan pengelolaan bahan kimia adalah masalah yang paling signifikan. 

3.Limbah Padat dan Penanganan: 
Limbah pemangkasan Scrap kulit diklasifikasikan dan ditempatkan dalam wadah daur ulang dan telah diukur secara agresif untuk mengurangi limbah dalam proses manufaktur. 

4.Pencegahan Polusi Air: 
Fasilitas pengolahan air limbah yang dibangun untuk benar-benar dan tepat mengobati limbah. Sementara itu, perhatian dibayar untuk limbah pengurangan dan resourcing, dan laporan rutin dilakukan sesuai dengan peraturan perlindungan lingkungan. 

5.Kimia Manajemen Bahan: 
Sejak pabrik harus menggunakan jenis bahan kimia selama proses produksi, penggunaan bahan kimia secara ketat mematuhi manajemen keselamatan dan persyaratan. Para pengguna dapat menanyakan informasi yang akurat dari bahan kimia melalui internal database untuk meminimalkan risiko eksposur dan kemungkinan kerusakan. 

6.Keselamatan Pekerja 
PT.Glostar Indonesia dibawa keluar "keselamatan Pekerja kebijakan informasi dan standar dasar" dan "informasi keselamatan Pekerja memorandum" untuk menetapkan konkret janji keselamatan dan sanitasi Grup untuk operasinya. 
Grup memiliki program pelatihan fire drill untuk penjaga keamanan untuk meningkatkan keterampilan mereka pencegahan kebakaran dan kontingensi. Selain itu, Rapat Komite Keselamatan dilakukan secara periodik untuk meninjau dan meminimalkan cedera industri pada tahap awal. Selain itu, kecuali untuk pemeliharaan berkala mekanik dan listrik, Grup memperhatikan manajemen keselamatan asrama dan restoran melalui kuesioner pekerja untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan lebih aman bagi pekerja. 

7.Partisipasi masyarakat 
Selain merawat 'kesehatan, perlindungan lingkungan dan pekerja pekerja keselamatan, PT.Glostar Indonesia didirikan "Yue Yuen Yayasan Pendidikan" untuk berpartisipasi berbagai layanan sosial, termasuk sponsor, sumbangan, dan pengembangan masyarakat, serta mempromosikan kesadaran CSR dalam Grup. Grup sepenuhnya menyadari tanggung jawabnya sebagai warga korporasi global, dan bersedia untuk melaksanakan keyakinannya, "makan kembali ke masyarakat, menghubungkan ke dunia". mengembangkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari  Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Contoh program CSR PT.Glostar Indonesia:
1.      program iCare Workshop
2.      acara buka puasa bersama pada saat bulan ramadhan
3.      acara mudik bersama PT.Glostar Indonesia
4.      program Summer Camp untuk anak-anak sekolah dasar
5.      program sumbangan untuk anak yatim
6.      Bantuan bencana alam
7.      Bantuan perbaikan sarana ibadah.

4. MANFAAT CSR BAGI PERUSAHAAN
 1.     Meningkatkan citra perusahaan.
2.      Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
3.      Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat.
4.      Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya.
5.      Memberikan inovasi bagi perusahaan

5.KENDALA
      Kegiatan Corporate Social responsibility (CSR) di Indonesia masih menghadapi beragam kendala di lapangan. Salah satunya, tidak adanya rancangan induk (master-plan) mengenai CSR yang berasal dari akibatnya peran pemerintah seringkali kontra produktif. Anggaran terbatas, pelaksanaan yang belum merata, pelaksanaan yang belum terjadwal, lemahnya sosialisasi dan komunikasi,dan banyak lagi.
“Prioritas program CSR relatif berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam, misalnya, menempatkan masyarakat dan lingkungan selaku pemangku kepentingan prioritas. Sementara produsen barang-barang konsumsi memperlakukan pelanggan sebagai prioritas,”
Setiap perusahaan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap CSR, dan cara pandang inilah yang bisa dijadikan indikator kesungguhan perusahaan tersebut dalam melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat pencitraan di masyarakat (Wibisono :2007). Setidaknya terdapat tiga kategori paradigma perusahaan dalam menerapkan program CSR, diantaranya:
Pertama, Sekedar basa basi dan keterpaksaan, artinya CSR dipraktekkan lebih karena faktor eksternal, baik karena mengendalikan aspek sosial (social driven) maupun mengendalikan aspek lingkungan (environmental driven). Artinya pemenuhan tanggungjawab sosial lebih karena keterpaksaan akibat tuntutan daripada kesukarelaan. Berikutnya adalah mengendalikan reputasi (reputation driven), yaitu motivasi pelaksanaan CSR untuk mendongkrak citra perusahaan. Banyak korporasi yang sengaja berupaya mendongkrak citra dengan mamanfaatkan peristiwa bencana alam seperti memberi bantuan uang, sembako, medis dan sebagainya, yang kemudian perusahaan berlomba menginformasikan kontribusinya melalui media massa. Tujuannya adalah untuk mengangkat reputasi.
Disatu sisi, hal tersebut memang menggembirakan terutama dikaitkan dengan kebutuhan riel atas bantuan bencana dan rasa solidaritas kemanusiaan. Namun disisi lain, fenomena ini menimbulkan tanda tanya terutama dikaitkan dengan komitmen solidaritas kemanusiaan itu sendiri. Artinya, niatan untuk menyumbang masih diliputi kemauan untuk meraih kesempatan untuk melakukan publikasi positif semisal untuk menjaga atau mendongkrak citra korporasi.
Kedua, Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum dan aturan yang memaksanya. Misalnya karena ada kendali dalam aspek pasar (market driven).
 Ketiga, Bukan sekedar kewajiban (compliance), tapi lebih dari sekdar kewajiban (beyond compliance) atau (compliance plus). Diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggungjawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan.

6.KESIMPULAN 
     Melalui berbagai Program CSR yang telah dilakukan oleh PT. Glostar Indonesia  menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat memperhatikan dan sangat perduli terhadap kesehatan serta kebersihan masyarakat. 
Reputasi perusahaan akan menjadi aspek sangat penting dan terkait dengan kinerja tanggung jawab sosial. Substansi ini telah diteliti oleh beberapa pakar yang menyimpulkan bahwa praktek CSR yang baik akan menghasilkan manfaat yang tidak tampak seperti reputasi, komitmen dan pembelajaran serta manfaat-manfaat yang tak tampak lainnya, misalnya efisiensi biaya operasional perusahaan. “Ini sekaligus membuktikan bahwa CSR itu bukan hanya filantropi, bukan juga hanya sekadar pencitraan serta kedermawanan”.
Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre) melainkan sentra laba (profit center) di masa yang akan datang. Logikanya adalah bila CSR diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk mengcover resikonya jauh lebih besar ketimbang nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran CSR itu sendiri. Belum lagi resiko non-finansial yang berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaan masyarakat pada perusahaan.
Dengan demikian, CSR bukan lagi sekedar aktifitas tempelan yang kalau terpaksa bisa dikorbankan demi mencapai efisiensi, namun CSR merupakan nyawa korporasi. CSR telah masuk kedalam jantung strategi korporasi. CSR disikapi secara strategis dengan melakukan inisiatif CSR dengan strategi korporsi. Caranya, inisatif CSR dikonsep untuk memperbaiki konteks kompetitif korporasi yang berupa kualitas bisnis tempat korporasi beroperasi.
Sumber :
http://seputar-mahasiswa.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-csr-manfaat-csr-dan_3763.html

Jumat, 07 Oktober 2016

            
              ARTIKEL PENGANTAR BISNIS

NAMA : SEPTIA NINGRUM
KELAS:1EB04
NPM: 26216922
DOSEN: TITI  AYEM  LESTARI

A. Pengertian Bisnis
   Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual suatu barang atau jasa kepada konsumen ataupun pelaku bisnis lainnya, dimana tujuannya yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. adapun pengertian bisnis secara historis yaitu berasal dari kata business yang berarti sibuk. Dalam hal ini sibuk berarti, memiliki banyak aktivitas dan pekerjaan dimana semua itu dapat mendatangkan keuntungan.
     Selain secara historis, adapun pengertian bisnis secara etimologi yaitu suatu keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan demi menghasilkan suatu keuntungan. Secara lebih luas, bisnis yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang ( organisasi ) yang dapat menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat danmendapatkan keuntungan maksimum melalui sebuah transaksi.
     Adapun beberapa pengertian bisnis menurut beberapa para ahli diantaranya :
a.     Menurut Hughes dan Kapoor : " Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy society or within an industry", yang berarti bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri.
b. Menurut Musselman dan Jackson : Bisnis merupakan suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
c. Menurut Griffin dan Ebert : " Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit ", yang berarti bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa dan bertujuan untuk menghasilkan profit (laba).(1996)
d. Menurut Allan Afuah : Bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen. (2004)
B. Tujuan Bisnis
 Bagi para wiraswasta ataupun pengusaha tujuan mereka berbisnis yakni berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen yaitu berupa barang dan jasa.
Namun tujuan berbisnis  bagi sebuah perusahaan yakni mendapatkan laba maksimum yang merupakan suatu imbalan yang diperoleh oleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi para konsumen.
C.Fungsi Bisnis
Fungsi bisnis terbagi menjadi dua yakni menurut  tokoh dan fungsi dalam mikro dan   makro yakni :
a.  Menurut Steinhoff (1979:17), fungsi yang dilakukan oleh aktivitas bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi dasar, yaitu :
1.      Acquiring Raw Materials ( Memperoleh bahan baku )
Dalam membuat roti kita memerlukan tepung terigu untuk membuatnya, membuat lemari kita juga memerlukan kayu untuk membuatnya, dan dalam membuat buku tulis kita memerlukan dahan untuk dapat membuatnya.
2.      Manufacturing Raw Materials into Products
Setelah bahan baku yang kita peroleh nanti akan diolah menjadi sebuah produk.
misalnya : dalam membuat roti, tepung terigu diubah menjadi roti dengan berbagai rasa.
3.      Distributing Products to Consumers
            Produk yang dihasilkan lalu di distribusikan kepada konsumen.
  1. Fungsi mikro bisnis
    Konstribusi terhadap pihak yang berperan langsung, yakni :
a.       Pekerja atau Karyawan
Pekerja menginginkan gaji yang layak dari hasil kinerjanya, sedangkan manajer menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan dengan omzet penjualan dan laba.
b.      Dewan Komisaris
Mengawasi dan memantau kegiatan manajemen dan memastikan berjalannya kegiatan hingga mencapai tujuan perusahaan.
c.       Pemegang Saham
Investor memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap suatu perusahaan.

2.  Fungsi makro bisnis
a.       Masyarakat Sekitar Perusahaan
Memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.
b.      Bangsa dan Negara
Bertanggung jawab kepada bangsa dan negara yang diwujudkan dalam bentuk membayar pajak.
3. Elemen-elemen Bisnis
Elemen – elemen bisnis terbagi menjadi empat, yaitu :
1.      Modal ( Capital )
Sejumlah uang yang digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis yaitu transaksi.
2.      Bahan-bahan ( Materials )
Factor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan aktifitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3.      Sumber Daya Manusia ( SDM )
Kualifikasi SDM yakni memiliki kemampuan kompetitif dan berkualitas tinggi.
4.      Keterampilan Manajemen ( Management Skill )
Sistem manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja manajemen.
D.    Aspek-aspek Bisnis
Aspek bisnis terbagi menjadi empat yaitu:
1.      Kegiatan individu dan kelompok
2.      Penciptaan nilai
3.      Penciptaan barang dan jasa
4.      Keuntungan melalui transaksi
E.    Karakteristik Bisnis
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh bisnis yang terdiri dari tiga karakteristik yakni :
1.      Kompleksitas dan keanekaragaman
2.      Saling ketergantungan
3.      Perubahan dan inovasi
F.    Faktor yang Mempengaruhi Bisnis
Terdapat tiga faktor yang menentukkan iklim bisnis, diantaranya :
a.      Investasi
Penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan modal baru.
b.      Tabungan
Jumlah yang diputuskan oleh para pekerja untuk ditabung akan menentukan kuat lemahnya multiplier tersebut. Semakin banyak tabungan berarti semakin sedikit pengeluaran dan semakin lemah multiplier tersebut.
c.       Pemerintah
Pemerintah berperan sebagai pengelola sistem bisnis.
Pemerintah memiliki dua kebijaksanaan yang dapat mempengaruhi bisnis, yaitu :
1.             Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan yang digunakan umtuk mempengaruhi permintaan dengan meningkatkan pajak (mengurangi permintaan)
      2.      Kebijaksanaan Moneter
Kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengelolaan supply (penawaran) uang untuk meningkatkan atau menurunkan permintaan.
G. Problema Bisnis
Tiga persoalan yang selalu menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat karena dapat mempengaruhi setiap konsumen dalam sistem bisnis, yaitu :
a.              Inflasi
Inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian.
b.              Produktivitas     
Produktivitas adalah keluaran barang dan jasa per unit tenaga kerja.
c.               Pengangguran             
Tingkat pengangguran di Indonesia tidak dapat ditentukan secara tepat karena sulitnya mendapatkan data yang akurat. Salah satu timbulnya pengangguran karena banyaknya karyawan yang di PHK dimana perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar mereka sebagai akibat turunnya penghasilan (dari penjualan) secara drastis.
H. Bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis
Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
1. Perusahaan perseorangan:  Bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
2.Persekutuan:  Bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
3. Perseroan:  Bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
4. Koperasi: Bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
5.  Klasifikasi Bisnis
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan.
6.   Manufaktur :adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
7.  Bisnis jasa :adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
8.  Pengecer dan distributor: adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
9.  Bisnis pertanian dan pertambangan :adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
10.   Bisnis finansial : adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
11.   Bisnis informasi :adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
12.    Utilitas : adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
13.    Bisnis real estate :adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
14.   Bisnis transportasi  :adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain

Daftar pustaka :             

CONTOH IKLAN YANG MELANGGAR ETIKA

NAMA  : SEPTIA NINGRUM
KELAS : 1EB04
NPM     : 26216922
DOSEN:  TITI AYEM LESTARI

PENDAHULUAN :
          Besar dan kuatnya persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli.
Dan dari salah satu contoh iklan yang melanggar etika:




 DESKRIPSI PELANGGARAN:
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) berdasarkan kewenangan menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan masyarakat, pemantauan, dan hasil analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 pada Siaran Iklan “Sutra” yang ditayangkan oleh stasiun SCTV pada tanggal 21 Februari 2016 pukul 03.28 WIB.

KPI Pusat menilai bahwa iklan kondom tersebut tidak dapat disiarkan di luar rentang waktu pukul 22.00-03.00 waktu setempat. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas ketentuan siaran iklan.

PENDAPAT :
   Menurut pendapat saya iklan sutra ini tidak seharusnya di tampilkan dengan cara fullgar karena melanggar pedoman Periklanan dan standar program siaran.

SARAN :
     Sebaiknya iklan ini lebih memperhatikan model atau cara penyampaiannya kepada masyarakat karena yang menonton iklan tersebut bukan hanya orang  dewasa tetapi anak dibawah umur.

KESIMPULAN :
Banyak diantara para konsumen yang belum menyadari akan pengaruh negatif yang di tayangkan oleh para pengiklan lewat media yang sering mereka jumpai. Pengaruh negatif bahkan pelanggaran dalam kode etik periklanan sangat banyak ditemukan dalam tayangan iklan di berbagai media. Masih banyak iklan lain yang melanggar kode etik periklanan yang salah satunya telah kami jelaskan pada lembar sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA: 
https://www.google.com/search?q=iklan+sutra+yang+melanggar+etika&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwj7s_uwmcjPAhVFu48KHcY8CqYQsAQIIA&biw=1366&bih=672

http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-sanksi/32644-teguran-tertulis-siaran-iklan-kondom-sutra-trans-tv