Komunikasi yang
baik
#tulisan1_ss4
Dapat
melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi sisi
psikologis kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan
dan rasakan kepada orang lain. Selain
itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan menghormati apa yang
dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita mengembangkan dan
membina hubungan dengan keluarga, teman,
serta pasangan hidup.
Komunikasi
adalah proses dua arah yang sangat kompleks. Proses komunikasi efektif
melibatkan berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau
komponen-komponen komunikasi dan melalui tahap-tahap komunikasi sebelum
kesamaan pemahaman dicapai. Selain itu, hambatan-hambatan komunikasi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga berperan besar dan efektivitas
komunikasi.
Manfaat Mempelajari Cara Berkomunikasi Dengan Baik.
Mempelajari
cara berkomunikasi dengan baik dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya
adalah kita memahami dan menerapkan keterampilan berkomunikasi secara umum yang
tidak terlepas dari etika komunikasi. Dengan mempelajari cara berkomunikasi
dengan baik dapat menuntun kita dalam mencapai komunikasi yang efektif.
Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik itu ?
1.Memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara.
Jika
pendengar kita merupakan salah satu skala prioritas, maka ada baiknya kita
berusaha untuk meluangkan waktu untuk berbicara. Kita beri perhatian penuh terhadap lawan
bicara. Sedapat mungkin kita menghindari perhatian kita terpecah karena kita
memikirkan hal yang lain.
2.Mengakui pikiran, gagasan, atau perasaan orang
lain terlebih dahulu.
Maksudnya
adalah perlihatkan kesiapan kita untuk mendengarkan dengan menyadari dan
mendengar pikiran, gagasan, dan perasaan orang lain. Pemberian komentar
mengindikasikan bahwa kita menyadari validitas perasaan orang lain.
3.Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima
oleh orang lain.
Ketika kita
berhadapan dengan orang yang baru kita kenal, maka kita harus bisa berbicara
dengan menggunakan kata-kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun
begitu, potensi tidak diterimanya pesan dengan baik oleh orang yang kita tuju
juga sangat besar. Jika kita melihat reaksi yang tidak sesuai, maka kita bisa
dengan segera mengidentifikasi sumber kesalahpahaman dan menyatakan kembali
pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang dapat diterima oleh orang yang
bersangkutan.
4.Berbicara dengan pelan.
Ketika kita
berinteraksi dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak
perlu keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan
memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi.
5. Mengutarakan apa yang kita maksudkan dalam
kata-kata yang berbeda.
Sebuah
komponen terpenting dan terkuat dari mendengarkan secara aktif adalah refleksi
atau dikenal sebagai parafrase. Parafrase membiarkan orang lain mengetahui
bahwa kita berusaha untuk mengerti atau memahami. Parafrase juga
mengklarifikasi komunikasi dan memperlambat proses percakapan. Cara melakukan
parafrase adalah dengan mengulangi apa yang dikatakan oleh orang lain dengan
menggunakan kata-kata sendiri tanpa memberikan penambahan apapun.
6. Memberikan pendapat.
Hal ini
dilakukan dengan memberikan pertanyaan apakah orang yang bersangkutan memiliki
keinginan untuk mendengar pendapat kita atau tidak. Jika orang yang
bersangkutan tidak menginginkannya, maka kita jangan memberikan pendapat.
7. Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk
yang dibutuhkan untuk menjelaskan apa yang menjadi maksud kita.
Ketika
berinteraksi dengan orang lain, maka kita akan menerima berbagai pertanyaan
yang kerapkali menstimulasi pemikiran hingga kita melihat perbedaan apa yang
menjadi tujuan kita dengan persepsi orang lain. Untuk itu, kita harus fokus
dengan berbagai petunjuk yang dibutuhkan guna mendukung penjelasan yang kita
sampaikan.
8. Melakukan koreksi dengan segera ketika
melakukan kesalahan dalam berbicara.
Terkadang,
kita membuat pernyataan yang membuat kita menyadari dengan segera bahwa
terdapat kesalahan dalam pemikiran kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan
mengingkari kesalahan yang telah kita buat namun segera mengakui dan
memperbaiki kesalahan sesegera mungkin.
9. Berhenti sejenak dan mendengarkan orang lain.
Ketika kita
berada dalam diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain, seringkali kita
mengalami kesulitan untuk hanya mendengarkan pendapat orang lain. Seringkali
kita merasa takut pendapat kita tidak
akan didengar dan untuk menutupinya kita akan terus tetap berbicara dan memaksa
orang lain untuk mendengarkan. Perilaku seperti ini bukanlah perilaku yang baik
jika merujuk pada etika komunikasi secara umum.
Begitu pula dalam etika komunikasi organisasi, etika komunikasi bisnis,
etika komunikasi antar pribadi, dan etika public relations, perilaku seperti
ini harus dihindari karena membuat orang lain tidak mau mendengarkan apa yang
menjadi pemikiran kita.
10. Paksakan diri kita sendiri untuk mau mendengar
apa yang dikatakan orang lain.
Ketika kita
dapat berhenti sejenak namun pemikiran kita masih terus berjalan, maka hal
tersebut dapat membuat kita tidak mampu mendengar apa yang dikatakan oleh orang
lain. Untuk itu, hal yang dapat kita lakukan adalah memaksakan diri kita
sendiri untuk benar-benar mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Teknik
yang biasa digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini hendaknya
tidak dilakukan dalam setiap saat karena hal itu dapat membuat orang lain
merasa tidak nyaman.
11. Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain.
Kita harus
sabar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan
menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang akan dikatakan oleh orang lain
dan tetap fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Melakukan
prediksi dapat mengarahkan kita pada kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini
dapat menimbulkan keslahapahaman yang tidak perlu.
12.Melakukan konfirmasi atas apa yang kita pahami.
Ketika kita
berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kalinya, kemungkinan untuk
terjadinya kegagalan komunikasi sangat besar. Jika kita tidak yakin tentang apa
yang akan terjadi selanjutnya, memberikan pertanyaan adalah jalan terbaik. Jika
kita merasa yakin dengan apa yang kita pikirkan, maka tidak ada salahnya kita
menyatakan kembali apa yang kita pikirkan untuk mengkonfirmasi pemahaman
bersama. Terkait dengan hal ini, dalam teori pengurangan ketidakpastian telah
dijelaskan bahwa kita cenderung menggunakan komunikasi untuk meminimalisir
perasaan ragu-ragu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pun dalam teori
disonansi kognitif yang menjelaskan kecenderungan kita untuk mengurangi
disonansi atau ketidaknyaman dalam situasi tertentu.
13.Mengingat percakapan sebelumnya.
Mengingat
dan memanggil kembali berbagai informasi yang kita simpan sebelumnya adalah
salah satu elemen penting dalam komunikasi intrapersonal. Ketika berkomunikasi,
ada baiknya kita tetap mengingat apa yang telah kita komunikasikan sebelumnya.
Agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan berkesinambungan. Semakin banyak
yang dapat kita ingat tentang isi percakapan sebelumnya, maka kita akan dapat
berkomunikasi secara lebih baik dan percakapan selanjutnya.
14. Bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain.
Tidak semua
orang bisa bersikap terbuka kepada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak
dapat mengenali diri mereka sendiri, tidak mengerti apa yang ia butuhkan dan
inginkan. Namun, ketika kita berada dalam suatu hubungan, maka bersikap terbuka
adalah hal yang sangat penting. Bersikap terbuka artinya adalah kita dapat
membicarakan banyak hal yang tidak dapat kita bicarakan sebelumnya dengan orang
lain dalam hidup kita. Bersikap terbuka juga berarti kita bersikap jujur kepada
orang lain. Bersikap terbuka juga memiliki arti adanya kesempatan untuk kita
mengalami rasa sakit hati atau kekecewaan. Hal ini dikupas lebih mendalam dalam
teori komunikasi kelompok, teori-teori
komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi interpersonal seperti teori
penetrasi sosial.
15. Mengekspresikan diri sendiri ketika bersikap
terbuka dengan orang lain.
Ketika kita
bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain maka kita juga terbuka pada
berbagai cara berkomunikasi yang berbeda dan mengetahui bahwa orang lain juga
membutuhkan keterbukaan yang sama. Bersikap terbuka dengan orang lain dapat
memudahkan kita dalam mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita
rasakan kepada orang lain.
16. Menilai pengetahuan lawan bicara.
Daripada
kita bersikap merendahkan atau mengagungkan latar belakang seseorang dalam
topic tertentu, ada baiknya kita menanyakan apa yang ia ketahui tentang topik
yang sedang dibicarakan. Namun perlu diingat bahwa kurangnya pengetahuan
seseorang di bidang yang benar-benar kita kuasai tidak berarti bahwa mereka
kurang informasi atau berpendidikan rendah. Lebih baik dilakukan pengecekan
untuk memahaminya selama percapakapan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
17. Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai
yang dimiliki lawan bicara.
Melakukan
beberapa penelitian dasar dengan cara melihat kembali pernyataan atau tujuan
individu atau organisasi dan lain-lain untuk memperoleh perspektif orang yang
bersangkutan tentang dunia. Kita harus bisa memastikan bahwa berbagai gagasan
yang kita miliki sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.
18. Menggunakan referensi yang dikenal.
Maksudnya
adalah mempelajari tentang latar belakang professional, hobi, gaya hidup,
keluarga, dan lain-lain dari lawan bicara. Caranya adalah dengan menggunakan
metafora dan bercerita yang menghubungkan berbagai konsep dengan pengalaman
hidup mereka.
19.Memahami kemarahan atau emosi sendiri dan
bagaimana mereka berdampak pada respon yang kita berikan.
Ketika kita
dikuasasi oleh emosi, maka pola pikir kita pun agak terganggu. Kita menjadi
tidak terkontrol dalam mengeluarkan kata-kata dan pendapat kita. Bahkan
berdampak pula terhadap perilaku kita. Sebaiknya kita dapat menghidari hal-hal
yang tidak kita inginkan sehingga kita dapat berpikir tenang dan memberikan respon
yang baik dan dapat diterima oleh orang lain tanpa menimbulkan hal-hal yang
dapat merusak hubungan antar manusia atau bahkan hubungan sosial.
20. Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan
orang lain.
Ketika kita
menunjukkan minat kita, orang yang sedang marah cenderung untuk mulai tenang.
Ketika situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita lanjutkan. Kita bisa mulai dengan mengakui dan
menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Kemudian kita sampaikan
maksud kita tanpa menyinggung perasaan orang lain.
21. Mengungkapkan kembali apa yang kita dengar
dari apa yang dikatakan oleh orang lain.
Orang yang
sedang marah tidak akan mudah menerima respon yang kita berikan hingga
pemikiran, gagasan atau perasaannya tidak dapat dikomunikasikan dan dipahami
dengan baik. Ada baiknya kita mencoba untuk membuatnya tenang, menarik nafas,
agar ia dapat mengkomunikasikan kembali pemikiran, gagasan atau perasaannya
dengan baik. Setelah semua terkendali, kemudian kita coba untuk mengungkapkan
kembali apa yang telah kita dengar dari orang lain dan sekaligus bisa
memberikan respon secara elegan. Dengan demikian, apa yang menjadi maksud kita
dapat tersampaikan dengan baik.
22. Bersiap untuk mengalah.
Dalam
hubungan dengan kedekatan yang erat seperti pasangan hidup, tentunya kita
sering terus berdebat dalam suatu diskusi karena kita ingin menjadi yang paling
benar. Sejatinya kita memang sering dihadapkan pada situasi seperti ini dimana
salah satu pihak berupaya untuk mempengaruhi pemikiran pihak lain bahwa
pihaknyalah yang benar namun pihak lain tidak ingin mundur alias sama-sama
keras kepala. Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, jalan terbaik adalah
kedua belah pihak harus sama-sama mengalah.
Dengan
melakukan hal ini bukan berarti kita menyerah kalah dengan berkompromi dan
tidak bersikeras dengan apa yang dianggap benar. Hal ini adalah sesuatu yang
hanya dapat kita putuskan sendiri, apakah ingin berada dalam hubungan yang
sehat dan saling menghormati satu sama lain atau sebaliknya. Jika kita hanya
mementingkan apa yang kita anggap benar dan mengesampingkan kebahagiaan orang
lain maka kita bukanlah mitra yang baik.
23. Mengembangkan selera humor dan bermain.
Kita tidak
perlu menjadi lucu sekedar untuk menggunakan humor dalam sebuah percakapan.
Yang perlu kita lakukan hanya menggunakan selera humor yang kita miliki dan
mencoba untuk memasukkannya lebih banyak ke dalam percakapan atau komunikasi
dengan orang lain. Humor membantu mencerahkan hati dan pikiran. Humor juga
dapat membantu menempatkan hal-hal kedalam sebuah perspektif atau sudut pandang
yang lebih baik dibandingkan metode lain. Bermain tidak hanya monopoli
anak-anak. Orang dewasa juga butuh bermain sekedar untuk melepaskan diri dari
penatnya kehidupan dan lain-lain.
24. Menanyakan umpan balik.
Komunikasi
adalah tentang keterhubungan dengan orang lain hingga sangat dimungkinkan kita
dapat melakukan kesalahan. Memikirkan tentang berapa banyak orang berbicara
tentang diri mereka sendiri dan bukan tentang orang yang mereka ajak bicara.
25.Komunikasi itu lebih dari sekedar berbicara.
Dalam
konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, untuk dapat
berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif dalam hubungan yang kita jalani,
kita tidak perlu harus selalu berbicara. Kita juga dapat berkomunikasi melalui
berbagai macam cara seperti melalui tindakan dan secara elektronik seperti
melalui media sosial. Hal ini juga berlaku dalam konteks komunikasi dan bidang
komunikasi lainnya misalnya komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, dan
komunikasi antar budaya. Hendaknya kita
tetap berhubungan sepanjang hari melalui surat elektronik atau media lainnya
karena hal ini mengingatkan kita akan pentingnya orang tersebut dan bagaimana
pentingnya mereka bagi kehidupan kita.
itu lah bebarapa cara dalam beromunikasi yang baik, semoga bermanfaat bagi pembaca dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari