KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
INDONESIA
Nama kelompok:
Danu Tri Julian (21216712)
Retno Restiyana (26216226)
Septia Ningrum (26216922)
Secara
etimologi kemiskinan berasal dari kata miskin, yaitu tidak berharta benda atau
serba kurang. Sedangkan kemiskinan secara terminologi menurut Sorjono Soekanto
mengartikan tentang kemiskinan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut. Kondisi
kemiskinan yang dipandang sebagai bentuk permasalahan multidimensional,
kemiskinan memiliki 4 bentuk. Adapun keempat bentuk kemiskinan
tersebut adalah (Suryawati, 2004):
- · Kemiskinan Absolut
Kemiskinan
absolut adalah suatu kondisi di mana pendapatan seseorang atau sekelompok orang
berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
standar untuk pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Garis kemiskinan diartikan
sebagai pengeluaran rata-rata atau konsumsi rata-rata untuk kebutuhan pokok berkaitan
dengan pemenuhan standar kesejahteraan. Bentuk kemiskinan absolut ini paling
banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria
seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin.
- · Kemiskinan Relatif
Kemiskinan
relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi karena adanya pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat
sehingga menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan atau ketimpangan standar
kesejahteraan. Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh program-program
pembangunan seperti ini umumnya dikenal dengan istilah daerah tertinggal.
- · Kemiskinan Kultural
Kemiskinan
kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat adanya sikap dan
kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal dari budaya atau adat
istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup dengan tata cara
moderen. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas, pemboros atau tidak
pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung pada pihak lain.
- · Kemiskinan Struktural
Kemiskinan
struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses
terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya
ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya pembebasan kemiskinan.
Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki unsur diskriminatif. Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk
kemiskinan yang paling banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial
terutama di kalangan negara-negara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia,
IMF, dan Bank Pembangunan Asia
Pada
umumnya, setiap negara termasuk Indonesia memiliki sendiri definisi seseorang
atau suatu masyarakat dikategorikan miskin. Hal ini dikarenakan kondisi yang
disebut miskin bersifat relatif untuk setiap negara misalnya kondisi
perekonomian, standar kesejahteraan, dan kondisi sosial. Setiap definisi
ditentukan menurut kriteria atau ukuran-ukuran berdasarkan kondisi tertentu,
yaitu pendapatan rata-rata, daya beli atau kemampuan konsumsi rata-rata, status
kependidikan, dan kondisi kesehatan.
Berdasarkan
pengertian ini, maka kemiskinan secara umum didefinisikan sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
yang dapat menjamin terpenuhinya standar kualitas hidup.
Kesenjangan
ekonomi adalah dikenal dengan istilah kesenjangan pendapatan , kesenjangan
kekayaan, dan
jurang antara kaya dan miskin, mengacu pada persebaran ukuran ekonomi diantara
individu dalam kelompok, kolompok dalam populasi, atau antar Negara. Kesenjangan
ekonomi antar wilayah juga terjadi di Indonesia. Kesenjangan ini berkaitan
dengan strategi pembangunan Indonesia yang bertumpu pada aspek pertumbuhan
ekonomi sejak masa orde baru. Sasaran
pembangunan diarahkan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi tinggi,namun tidak
memperhatikan pemerataan pembangunan ekonomi di seluruhwilayah Indonesia.
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambung menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang di wujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi yaitu :
- Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
- Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.
Dari pengertian kemiskinan, kesenjangan dan pertumbuhan ekonomi
memiliki keterkaitan yaitu pertumbuhan
perekonomian berpengaruh atau berkaitan dengan kesenjangan dan kemiskinan, bilamana pertumbuhan
perekonomian tidak merata antar daerah dan tingginya disparitas antar daerah
akibat tidak meratanya distribusi pendapatan terjadi lah kesenjangan
ekonomi dan berdampak
juga dengan kemiskinan.
Statistik Kemiskinan
dan Ketidaksetaraan di Indonesia:
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Kemiskinan Relatif
(% dari populasi) |
12.5
|
11.7
|
11.5
|
11.0
|
11.1
|
10.9¹
|
Kemiskinan Absolut
(dalam jutaan) |
30
|
29
|
29
|
28
|
29
|
28
|
Koefisien Gini/
Rasio Gini |
0.41
|
0.41
|
0.41
|
0.41
|
0.41
|
0.40
|
Keterangan:
Dilihat dari statistik
kemiskinan dan ketidak setaraan di indonesia , kemiskinan di indonesia dari
tahun 2011 sampai tahun 2016 selalu berturun dari
tahun ke tahun, upaya pemerintah dalam menangani kemiskinan di indonesia
terbilang sangat signifikan
Tabel di bawah ini
menunjukkan lima propinsi di Indonesia dengan angka kemiskinan relatif yang
paling tinggi.
Provinsi
|
Orang Miskin¹
|
Papua
|
28.5%
|
Papua Barat
|
25.4%
|
Nusa Tenggara Timur
|
22.2%
|
Maluku
|
19.2%
|
Gorontalo
|
17.7%
|
Tingkat kemiskinan di propinsi-propinsi di Indonesia Timur
ini, di mana sebagian besar penduduknya adalah petani, kebanyakan ditemukan di
wilayah pedesaan. Di daerah tersebut masyarakat adat sudah lama hidup di
pinggir proses perkembangan ekonomi dan jauh dari program-program pembangunan
(yang diselenggarakan pemerintah atau lembaga internasional). Migrasi ke daerah
perkotaan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan dan dengan demikian menghindari kehidupan
dalam kemiskinan.
Kemiskinan Pedesaan dan
Kemiskinan Perkotaan
Angka kemiskinan pedesaan Indonesia (persentase penduduk
pedesaan yang hidup di bawah garis kemiskinan desa tingkat nasional) turun
hingga sekitar 20 persen di pertengahan 1990-an tetapi melonjak tinggi ketika
Krisis Finansial Asia (Krismon) terjadi antara tahun 1997 dan 1998, yang
mengakibatkan nilainya naik mencapai 26 persen. Setelah tahun 2006, terjadi
penurunan angka kemiskinan di pedesaan yang cukup signifikan.
Statistik Kemiskinan
Pedesaan di Indonesia:
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Kemiskinan Pedesaan¹
|
15.7
|
14.3
|
14.4
|
13.8
|
14.2
|
14.1
|
Angka kemiskinan kota adalah persentase
penduduk perkotaan yang tinggal di bawah garis kemiskinan kota tingkat
nasional. Tabel di bawah ini, yang memperlihatkan tingkat kemiskinan perkotaan
di Indonesia, menunjukkan pola yang sama dengan tingkat kemiskinan desa. Semakin
berkurang mulai dari tahun 2006 tetapi kinerja ini terbatasi di antara tahun
2012-2015 karena slowdown perekonomian Indonesian. Slowdown ini
terutama disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi global yang lemah, penurunan harga
komoditas, dan iklim suku bunga Bank Indonesia yang tinggi pada periode
2013-2015 (demi melawan inflasi yang tinggi, mendukung rupiah, dan membatasi
defisit transaksi berjalan).
Statistik Kemiskinan
Perkotaan di Indonesia:
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Kemiskinan Kota¹
|
9.2
|
8.4
|
8.5
|
8.2
|
8.3
|
7.8
|
Tenaga Kerja
Indonesia:
dalam juta
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Tenaga Kerja
|
116.5
|
119.4
|
120.3
|
120.2
|
121.9
|
122.4
|
127.8
|
- Bekerja
|
108.2
|
111.3
|
113.0
|
112.8
|
114.6
|
114.8
|
120.8
|
- Menganggur
|
8.3
|
8.1
|
7.3
|
7.4
|
7.2
|
7.6
|
7.0
|
Tabel di bawah ini memperlihatkan angka
pengangguran di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tabel tersebut
menunjukkan penurunan yang terjadi secara perlahan dan berkelanjutan, khususnya
angka pengangguran wanita. Pengangguran wanita berkurang secara drastis, bahkan
mulai mendekati angka pengangguran pria. Meskipun demikian, masalah persamaan
gender, seperti di negara-negara lain, masih menjadi isu penting di Indonesia.
Meski sudah ada kemajuan dalam beberapa sektor utama (seperti pendidikan dan
kesehatan), wanita masih cenderung bekerja di bidang informal (dua kali lebih
banyak dari pria), mengerjakan pekerjaan tingkat rendah dan dibayar lebih
rendah daripada pria yang melakukan pekerjaan yang sama.
Pengangguran di
Indonesia:
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Pengangguran
(% dari total tenaga kerja) |
10.3
|
9.1
|
8.4
|
7.9
|
7.1
|
6.6
|
6.1
|
6.2
|
5.9
|
6.2
|
Pengangguran Pria
(% dari total tenaga kerja pria) |
8.5
|
8.1
|
7.6
|
7.5
|
6.1
|
-
|
-
|
-
|
|
|
Pengangguran Wanita
(% dari total tenaga kerja wanita) |
13.4
|
10.8
|
9.7
|
8.5
|
8.7
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber: Bank Dunia dan
Badan Pusat Statistik
Salah satu karakteristik Indonesia
adalah bahwa angka pengangguran cukup tinggi yang dihadapi oleh tenaga kerja
muda usia 15 sampai 24 tahun, jauh lebih tinggi dari angka rata-rata
pengangguran secara nasional. Mahasiswa yang baru lulus dari universitas dan
siswa sekolah kejuruan dan menengah mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di
pasar kerja nasional. Hampir setengah dari jumlah total tenaga kerja di
Indonesia hanya memiliki ijazah sekolah dasar saja.
Statistik Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Dilihat dari
statistik pertumbuhan perekonomian indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2011 meningkat cukup
signifikan tetapi pada tahun 2011 sampai tahun 2013 pertumbuhan perekonomian
indonesia menurun cukup besar dan dari tahun 2012 ke 2013 meningkat lagi, jadi
pertumbuhan perekonomian indonesia stabil dari tahun ke tahun.
Dari
data kemiskinan yang kita dapat dari situs https://www.bps.go.id kemiskinan di
Indonesia disebabkan oleh faktor sebagai berikut:
Penyebab
kemiskinan menurut Kuncoro yaitu:
- · Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
- · Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah
- · Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa yang terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan)
Dengan
demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya
potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat. Kemiskinan juga
muncul karena adanya perbedaan kualitas sumber daya manusia, karena jika
kualitas manusianya rendah pasti akan mempengaruhi yang lain, seperti
pendapatan. Sekarang penyebab kemiskinan adalah karena tidak mempunyai uang
yang banyak. Orang yang mempunyai uang banyak, mereka dapat meningkatkan
kualitas hidupnya karena mereka dapat bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Berbeda dengan orang miskin yang tidak punya uang banyak, mereka tidak dapat
bersekolah yang lebih tinggi karena mereka tidak punya uang lagi untuk
membiayai uang sekolah seperti masuk perguruan tinggi atau SMA.
Kemiskinan
juga banyak dihubungkan dengan:
- · Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
- · Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
- · Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
- · Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
- · Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Dampak Kemiskinan Kemiskinan pada akibatnya memiliki
dampak bagi orang yang menyandangnya, beberapa dampak atau akibat dari
kemiskinan, di antaranya:
- · Pengangguran
- · Kriminalitas
Kriminalitas merupakan dampak lain dari
kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga
mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat
tukar guna memenuhi kebutuhan.
- · Putus Sekolah
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan
sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan
rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus
sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat
miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan
kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global
dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.
- · Kesehatan
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena
kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin
sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik
atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan
gizi buruk atau banyaknya penyakit yang
menyebar.
- · Buruknya generasi penerus
Buruknya
generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak
putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada
anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara
berfikir mereka.
Pelaksanaan program penanggulanan kemiskinan yang
dilakukan sejak tahun 1998 sampai saat ini, secara umum mampu menurunkan
angka kemiskinan Indonesia yang berjumlah 47,97 Juta atau sekitar 23,43 % pada
tahun 1999 menjadi 30,02 Juta atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011. Berdasarkan
Worldfactbook, BPS, dan World Bank, di tingkat dunia penurunan jumlah penduduk
miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan negara lainnya.
Tercatat pada rentang tahun 2005 sampai 2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata-rata
penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 0,8%, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya Kamboja, Thailand, Cina,
dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1% per tahun.
Pemerintah saat ini memiliki berbagai program
penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan
kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang
berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang
berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen
Pemerintah baik pusat maupun daerah.
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan
kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat
penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada akhir tahun 2014.
Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan
dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu:
- · Menyempurnakan program perlindungan sosial
- · Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
- · Pemberdayaan masyarakat, dan
- · Pembangunan yang inklusif
Terkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah
telah menetapkan instrumen penanggulangan kemiskinan yang dibagi berdasarkan
tiga kelompok kerja, masing-masing:
- · Kelompok Kerja (Pokja) Kebijakan Bantuan Sosial
- · Kelompok Kerja (Pokja) Kebijakan Jaminan Kesehatan
- · Kelompok Kerja (Pokja) Kebijakan Peningkatan Kapasitas Ekonomi & Pendapatan
Dapat disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan
kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan
adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin
meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan
semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini
adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
Ade Cahyat.
2004. Governance Brief. Universitas Gajah Mada
BPS. Data Kemiskinan Indonesia. 13 April 2017
Sukirno Sadono. Pendapatan Nasional. 2013. Rajawali
Press
Guru Pendidikan. Kesenjangan. 14 April 2017
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-dan-faktor-penyebab-kesenjangan
Indonesia Investments. Data
Pengangguran. 14 april 2017
TNP2K. Program Kemiskinan. 14 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar